Aku, KAMMI,
dan Indonesia
Aku dan
Indonesia
Entah mulai kapan aku sadar,
tiba – tiba dalam kesadaran ini aku sudah berada dalam sebuah komplek kecil
dari luasnya dimensi ruang alam semesta. Ya, orang – orang menyebutnya “Dunia”.
Detik terus bergerak, manusia tak kuasa menghentikan, dunia terus bergerak
berubah, perputaran waktu terasa begitu cepat, menyeret alam pikiran, membuka mata hati, dan hanyut mengamati fenomena – fenomena yang terjadi.
Dalam komplek kecil ini,
kulihat orang – orang membangun sebuah bangunan dalam petaknya masing – masing dengan
kelebihan dan kekurangannya, dengan beragam cara, komponen – komponen, serta
alat pembangunan yang bervariasi. Ada yang tanahnya subur, ada yang tandus, ada
yang kaya, ada yang kekurangan. Di pimpin oleh seorang pemimpin dengan
panggilan yang berbeda-beda, di tanah sebelah mereka memanggil pemimpinnya
dengan sebutan “Perdana mentri”, jauh di barat ada yang memanggil pemimpinnya “raja”,
di tanah kami kami memanggil pemimpin kami dengan sebutan “Presiden”. Mereka memiliki
caranya masing – masing dalam kepmemimpinannya, gaya kepemimpinan yang mereka
gunakan akan berpngaruh besar terhadap model bangunan yang sedang kami buat, karena
merekalah yang menentukan design bangunan
yang akan dibuat. Ada bangunan yang “Nampak” kokoh karena roda ekonominya
berputar dan tumbuh pesat, ada yang begitu mewah dengan kilau minyak dari
bangunannya, ada yang tanahnya kecil, kekayaan alamnya biasa saja, namun karena
pengolahan yang optimal, kualitas SDM yang baik, dan mampu menciptakan
teknologi-teknologi inovatif dan memenuhi mampu menguasai pasar, bangunannya
begitu canggih dan modern.
Aku sendiri sekarang sedang
berpijak di sebuah tanah yang bernama INDONESIA. Tanah yang kami tempati
merupakan titipan Allah SWT yang sangat luar biasa !! tanahnya subur, hutannya
lebat, perairannya membentang luas dengan ribuan kehidupan yang ada di
dalamnya. Kekayaan alamnya begitu melimpah, Penduduknya pun banyak, daratannya
terhampar luas. Pujangga bilang di tanah ini tak ada udara yang panas teramat
panas, dan dingin teramat dingin. Tanah ini amat permai, tanah ini kaya !! saking kayanya hingga mengundang
hasrat bangsa lain untuk merampas segala potensi serta kekayaan yang kami
miliki. Walaupun sempat terjajah, kami punya penduduk yang kuat, bersatu, dan
harga diri tinggi, hingga akhirnya kami berhasil mengusir mereka dari tanah
kami dan sejarah mencatat bahwa tanah kami Indonesia telah merdeka dan memulai proyek pembangunan ini.
Idealnya dan seharusnya segala
potensi serta kekayaan yang kami punya mampu mencukupi bahkan lebih untuk
memenuhi kebutuhan penduduk kami. Namun kadang idealita harus berbenturan keras
dengan realita yang ada. Bangunan yang sedang kami bangun ini begitu rapuh,
segala kekayaan yang ada harusnya bisa membuat para penduduknya berteduh tenang
di bawah kesejahteraan. Namun, kita saksikan sendiri realitanya segala titipan serta
anugrah yang Allah SWT karuniakan kepada tanah ini untuk membangun istana megah
Indonesia ini tidak dapat melindungi penduduknya dari teriknya kepayahan dan bekunya
keputusasaan.
Pragmatisme kepemimpinan
menjadi salah satu penyebabnya. Para penguasa menggunakan kemewahan yang ada
untuk kepentingan pribadi, mereka puas bernaung di bawah angkuhnya kekuasaan. Nilai
– nilai moral tiang penyangga keseimbangan pembangunan ini sudah kehilangan
fungsinya, karena ekspansi besar-besaran budaya asing dengan mudah masuk
kedalam negeri ini. Hukum , sang panglima sudah kehilangan kewibawaannya karena
karena ketidakadilan terjadi dimana-mana, hukum yang tumpul ke atas tajam ke
bawah, para pemimpin sudah berulangkali mengkhianati kepercayaan rakyat, dan
meludahi amanah besar yang sedang mereka emban. Belum lagi bencana alam yang
datang silih berganti . Rakyat sudah lelah dengan keadaan seperti ini, bahkan di
perbatasan ada yang tidak tahu warna bendera bangsa ini, bahkan karena merasa
tak diperdulikan pindah ke Negara tetangga. Kemerdekaan yang semu, melihat
tangan tangan asing masih mencengkram tanah ini. Memuliakan mereka dan
mengkulikan bangsa . Belum lagi politik yang sudah bagai kubangan lumpur, sulit
mencari kebenaran disana, ekonomi yang amburadul, pendidikan yang tak merata,
dan masih banyak lagi persoalan yang kini sedang menghadang dan mungkin sewaktu
– waktu akan merobohkan proyek pembangunan bangsa yang sedang kita kerjakan
ini. Segala problematika yang terjadi dalam bangsa ini berimbas pada ketidak
pedulian rakyat pada proses pembangunan bangsa ini, bahkan ingin
menghancurkannya, kita lihat beberapa gerakan pemberontakan masih saja
menancapkan benderanya ketubuh ibu pertiwi. Bangsa ini sudah kehilangan arah
dalam pembangunannya, pemimpin yang sedang berkuasa saat ini tak mampu menentukan,
menjelaskan, dan membuat design yang tepat bagi bangsa ini. Pedoman pembangunan
yang disebut Pancasila tak lagi dibaca oleh segenap penduduk tanah air.
Jiwa ini terus saja memberontak,
ingiin … ingin sekali aku merubah keadaan ini, sebagai mahasiswa, aku tidak
hanya ingin menjadi agent, namun aku ingin jadi director, ya aku ingin
mendesign perubahan itu sendiri. Namun mustahil bangsa ini akan berubah hanya
dengan tangan satu orang, dan kapasitas yang aku miliki masih belum besar
dibandingkan besarnya persoalan yang menggerogoti bangsa ini.
Aku
dan KAMMI
Suatu saat aku di ajak untuk bergabung
dengan sebuah lembaga yang menamakan dirinya KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa
Muslim Indonesia), aku langsung mau saja karena sebagai mahasiswa muslim aku
harus ikut lembaga muslim yang berlabel islam
dan untuk melakukan perubahan tentunya harus ada pergerakan dan tentunya aku
harus bergabung dengan organisasi pergerakan dan dengan kesatuan yang berlandaskan
akidah, kesatuan inilah kita bisa
meretas perubahan. Tidak ingin hanya terjebak dalam ketsiqahan dan juga taqlid buta, yang membuat aku tidak bisa
menjawab tantangan serta tak punya alasan yang kuat untuk turut berperan aktif
dalam lembaga ini yang ada. Lalu aku coba bertandang ke gerakan ekstra kampus
lainnya dan dari pertandangan itulah aku menemukan kecintaan terhadap KAMMI. Ya,
aku mencintai KAMMI karena visi dakwahnya yang tajam, gerakan dakwah tauhid
menjadi yang utama, kemuliaan akhlak serta keikhlasan berjuang demi Negara yang
juga diwajibkan oleh agama, referensi buku bacaannya, inilah yang membuatku
cinta kepada gerakan ini, yang menjadikan Allah Ghoyatuna, Ar-Rasul
qudwatuna, Al-Qur'an dusturuna, Al-Jihad Sabiluna, Al-Mautu
fii Sabilillah asma' amanina.
KAMMI dan Indonesia
KAMMI hadir sebagai pencetak generasi
harapan yang kelak akan menjadi pemimpin – pemimpin besar bangsa ini. Sosok pemimpin
dengan akidah yang lurus, ibadah benar, amal yang continue, tangguh, cerdas, bermoral, ikhlas, serta bertanggung
jawab penuh akan amanah yang dia emban. Hal ini bukan sebuah pernyataan tak
berdasar, KAMMI hadir dengan membawa komponen yang tepat bagi bangunan yang
sedang kita bangun ini, membawa design yang
ideal bagi pembangunan bangsa, serta solusi yang tepat untuk menyelesaikan
persoalan bangsa ini, membangun pondasi yang kokoh bagi ketahanan bangsa . lalu
seluruh komponen ini diformulasikan sehingga menjadi istana yang megah dengan
kekayaannya, kokoh dengan akidahnya, teduh dalam naungan islam serta tentram
dengan pedoman yang dipegangnya. Inilah yang ditawarkan KAMMI yaitu solusi
Islam, bahkan Islam bukan hanya solusi bagi bangsa kita, tapi dapat
diaplikasikan diseluruh alam semesta ini.
Beberapa contoh bahwa KAMMI datang
dengan membawa obat yang tepat bagi kepulihan ibu pertiwi adalah:
-
KAMMI adalah gerakan dakwah
tauhid
Gerakan Da’wah Tauhid adalah gerakan
pembebasan manusia dari berbagai bentuk
penghambaan terhadap materi, nalar, sesama manusia dan lainnya, serta mengembalikan
pada tempat yang sesungguhnya: Allah swt. Dengan penduduk muslim terbanyak didunia, inilah yang seharusnya kerja utama dari gerakan islam
penghambaan terhadap materi, nalar, sesama manusia dan lainnya, serta mengembalikan
pada tempat yang sesungguhnya: Allah swt. Dengan penduduk muslim terbanyak didunia, inilah yang seharusnya kerja utama dari gerakan islam
-
Menjadikan
Allah sebagai tujuan (Allah Ghoyatuna)
Salah satu permasalahan bangsa adalah pragmatisme
kepemimpinan. Pragmatisme muncul karena ketidak jelasan tujuan, dan terkadang tujuan
itu bersifat materi. Dengan pembinaan keimanan dan ketaqwaan, serta
internalisasi jiwa serta tujuan bahwa tujuan kita hanya menggapai ridho Allah,
maka akan terlahir pemimpin yang jauh dari kepentingan-kepentingan yang
bersifat duniawi.
-
Kami adalah
orang-orang pemberani. Hanyalah Allah yang kami takuti. Tidak ada satu makhluk
pun yang bisa menggentarkan hati kami, atau membuat kami tertunduk apalagi
takluk kepadanya. Tiada yang kami takuti, kecuali ketakutan kepada selain-Nya. Kami adalah para petarung sejati. Atas nama al-haq kami bertempur, sampai tidak ada lagi fitnah di muka bumi ini. Kami bukan golongan orang yang melarikan diri dari medan
pertempuran atau orang-orang yang enggan pergi berjihad. Kami akan memenangkan
setiap pertarungan dengan menegakkan prinsip-prinsip Islam. Inilah yang harus di miliki para pejuang, tak ada yang ditakuti kecuali Allah SWT, dan berjuang atas nama kebenaran. Inilah yang seharusnya diwarisi oleh generasi kita, keberanian serta pengorbanan liar biasa melawan penjajah membela bangsa, berjuang demi kebenaran, demi merebut kemerdekaan.
takluk kepadanya. Tiada yang kami takuti, kecuali ketakutan kepada selain-Nya. Kami adalah para petarung sejati. Atas nama al-haq kami bertempur, sampai tidak ada lagi fitnah di muka bumi ini. Kami bukan golongan orang yang melarikan diri dari medan
pertempuran atau orang-orang yang enggan pergi berjihad. Kami akan memenangkan
setiap pertarungan dengan menegakkan prinsip-prinsip Islam. Inilah yang harus di miliki para pejuang, tak ada yang ditakuti kecuali Allah SWT, dan berjuang atas nama kebenaran. Inilah yang seharusnya diwarisi oleh generasi kita, keberanian serta pengorbanan liar biasa melawan penjajah membela bangsa, berjuang demi kebenaran, demi merebut kemerdekaan.
Serta banyak lagi .
Aku, KAMMI, dan Indonesia
Kesadaran yang utuh, niat yang ikhlas, menjaga
dan meningkatkan kualitas rukhiyah, member asupan intelektual pada akal,
menjaga kesehatan jasad, serta mimpi yang besar dan visi yang tajam harus
menjadi modal dalam jiwa setiap perindu kejayaan bangsa. Karena bangsa ini
takkan berubah ketika jiwa – jiwa bangsanya masih terjebak dalam kestagnanan bahkan kemunduran. Dan kita
semua harus ikut ambil bagian dalam pembangunan bangsa ini.
Dan
dalam membangun proyek besar ini tak kan mampu kita membangunnya sendiri, dan
dalam membangunnya harus terdapat kesatuan visi serta aksi nyata yang continue,
serta doa yang tak pernah terputus . dan KAMMI telah menghimpun orang – orang tersebut
para pejuang Negara, para MUSLIM NEGARAWAN, yang dalam aksinya menjadi solusi
bangsa, dan kedepannya akan memimpin negeri ini dalam menentukan, serta
menyelesaikan design pembangunan
bangsa ini hingga menjadi sebuah istana nan megah yang mengayomi seluruh
komponen bangsa ini, hingga Ibu pertiwi tersenyum kembali dan ikut ambil bagian
dalam proyek yang lebih besar lagi, berperan aktif membangun peradaban dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar