Jumat, 03 Februari 2012

Aku, KAMMI, dan Indonesia


Aku, KAMMI, dan Indonesia


Aku dan Indonesia

Entah mulai kapan aku sadar, tiba – tiba dalam kesadaran ini aku sudah berada dalam sebuah komplek kecil dari luasnya dimensi ruang alam semesta. Ya, orang – orang menyebutnya “Dunia”. Detik terus bergerak, manusia tak kuasa menghentikan, dunia terus bergerak berubah, perputaran waktu terasa begitu cepat, menyeret alam pikiran,  membuka mata hati, dan hanyut mengamati  fenomena – fenomena yang terjadi.
Dalam komplek kecil ini, kulihat orang – orang membangun sebuah bangunan dalam petaknya masing – masing dengan kelebihan dan kekurangannya, dengan beragam cara, komponen – komponen, serta alat pembangunan yang bervariasi. Ada yang tanahnya subur, ada yang tandus, ada yang kaya, ada yang kekurangan. Di pimpin oleh seorang pemimpin dengan panggilan yang berbeda-beda, di tanah sebelah mereka memanggil pemimpinnya dengan sebutan “Perdana mentri”, jauh di barat ada yang memanggil pemimpinnya “raja”, di tanah kami kami memanggil pemimpin kami dengan sebutan “Presiden”. Mereka memiliki caranya masing – masing dalam kepmemimpinannya, gaya kepemimpinan yang mereka gunakan akan berpngaruh besar terhadap model bangunan yang sedang kami buat, karena merekalah yang menentukan design bangunan yang akan dibuat. Ada bangunan yang “Nampak” kokoh karena roda ekonominya berputar dan tumbuh pesat, ada yang begitu mewah dengan kilau minyak dari bangunannya, ada yang tanahnya kecil, kekayaan alamnya biasa saja, namun karena pengolahan yang optimal, kualitas SDM yang baik, dan mampu menciptakan teknologi-teknologi inovatif dan memenuhi mampu menguasai pasar, bangunannya begitu canggih dan modern.
Aku sendiri sekarang sedang berpijak di sebuah tanah yang bernama INDONESIA. Tanah yang kami tempati merupakan titipan Allah SWT yang sangat luar biasa !! tanahnya subur, hutannya lebat, perairannya membentang luas dengan ribuan kehidupan yang ada di dalamnya. Kekayaan alamnya begitu melimpah, Penduduknya pun banyak, daratannya terhampar luas. Pujangga bilang di tanah ini tak ada udara yang panas teramat panas, dan dingin teramat dingin. Tanah ini amat permai, tanah ini  kaya !! saking kayanya hingga mengundang hasrat bangsa lain untuk merampas segala potensi serta kekayaan yang kami miliki. Walaupun sempat terjajah, kami punya penduduk yang kuat, bersatu, dan harga diri tinggi, hingga akhirnya kami berhasil mengusir mereka dari tanah kami dan sejarah mencatat bahwa tanah kami Indonesia telah merdeka dan memulai  proyek pembangunan ini.
Idealnya dan seharusnya segala potensi serta kekayaan yang kami punya mampu mencukupi bahkan lebih untuk memenuhi kebutuhan penduduk kami. Namun kadang idealita harus berbenturan keras dengan realita yang ada. Bangunan yang sedang kami bangun ini begitu rapuh, segala kekayaan yang ada harusnya bisa membuat para penduduknya berteduh tenang di bawah kesejahteraan. Namun, kita saksikan sendiri realitanya segala titipan serta anugrah yang Allah SWT karuniakan kepada tanah ini untuk membangun istana megah Indonesia ini tidak dapat melindungi penduduknya dari teriknya kepayahan dan bekunya keputusasaan.
Pragmatisme kepemimpinan menjadi salah satu penyebabnya. Para penguasa menggunakan kemewahan yang ada untuk kepentingan pribadi, mereka puas bernaung di bawah angkuhnya kekuasaan. Nilai – nilai moral tiang penyangga keseimbangan pembangunan ini sudah kehilangan fungsinya, karena ekspansi besar-besaran budaya asing dengan mudah masuk kedalam negeri ini. Hukum , sang panglima sudah kehilangan kewibawaannya karena karena ketidakadilan terjadi dimana-mana, hukum yang tumpul ke atas tajam ke bawah, para pemimpin sudah berulangkali mengkhianati kepercayaan rakyat, dan meludahi amanah besar yang sedang mereka emban. Belum lagi bencana alam yang datang silih berganti . Rakyat sudah lelah dengan keadaan seperti ini, bahkan di perbatasan ada yang tidak tahu warna bendera bangsa ini, bahkan karena merasa tak diperdulikan pindah ke Negara tetangga. Kemerdekaan yang semu, melihat tangan tangan asing masih mencengkram tanah ini. Memuliakan mereka dan mengkulikan bangsa . Belum lagi politik yang sudah bagai kubangan lumpur, sulit mencari kebenaran disana, ekonomi yang amburadul, pendidikan yang tak merata, dan masih banyak lagi persoalan yang kini sedang menghadang dan mungkin sewaktu – waktu akan merobohkan proyek pembangunan bangsa yang sedang kita kerjakan ini. Segala problematika yang terjadi dalam bangsa ini berimbas pada ketidak pedulian rakyat pada proses pembangunan bangsa ini, bahkan ingin menghancurkannya, kita lihat beberapa gerakan pemberontakan masih saja menancapkan benderanya ketubuh ibu pertiwi. Bangsa ini sudah kehilangan arah dalam pembangunannya, pemimpin yang sedang berkuasa saat ini tak mampu menentukan, menjelaskan, dan membuat design yang tepat bagi bangsa ini. Pedoman pembangunan yang disebut Pancasila tak lagi dibaca oleh segenap penduduk tanah air.
 Jiwa ini terus saja memberontak, ingiin … ingin sekali aku merubah keadaan ini, sebagai mahasiswa, aku tidak hanya ingin menjadi agent, namun aku ingin jadi director, ya aku ingin mendesign perubahan itu sendiri. Namun mustahil bangsa ini akan berubah hanya dengan tangan satu orang, dan kapasitas yang aku miliki masih belum besar dibandingkan besarnya persoalan yang menggerogoti bangsa ini.
         
Aku dan KAMMI
          Suatu saat aku di ajak untuk bergabung dengan sebuah lembaga yang menamakan dirinya KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), aku langsung mau saja karena sebagai mahasiswa muslim aku harus ikut lembaga muslim yang berlabel islam dan untuk melakukan perubahan tentunya harus ada pergerakan dan tentunya aku harus bergabung dengan organisasi pergerakan dan dengan kesatuan yang berlandaskan akidah, kesatuan inilah kita bisa meretas perubahan. Tidak ingin hanya terjebak dalam ketsiqahan dan juga taqlid buta, yang membuat aku tidak bisa menjawab tantangan serta tak punya alasan yang kuat untuk turut berperan aktif dalam lembaga ini yang ada. Lalu aku coba bertandang ke gerakan ekstra kampus lainnya dan dari pertandangan itulah aku menemukan kecintaan terhadap KAMMI. Ya, aku mencintai KAMMI karena visi dakwahnya yang tajam, gerakan dakwah tauhid menjadi yang utama, kemuliaan akhlak serta keikhlasan berjuang demi Negara yang juga diwajibkan oleh agama, referensi buku bacaannya, inilah yang membuatku cinta kepada gerakan ini, yang menjadikan Allah Ghoyatuna, Ar-Rasul qudwatuna, Al-Qur'an dusturuna, Al-Jihad Sabiluna, Al-Mautu fii Sabilillah asma' amanina.

KAMMI dan Indonesia
          KAMMI hadir sebagai pencetak generasi harapan yang kelak akan menjadi pemimpin – pemimpin besar bangsa ini. Sosok pemimpin dengan akidah yang lurus, ibadah benar, amal yang continue, tangguh, cerdas, bermoral, ikhlas, serta bertanggung jawab penuh akan amanah yang dia emban. Hal ini bukan sebuah pernyataan tak berdasar, KAMMI hadir dengan membawa komponen yang tepat bagi bangunan yang sedang kita bangun ini, membawa design yang ideal bagi pembangunan bangsa, serta solusi yang tepat untuk menyelesaikan persoalan bangsa ini, membangun pondasi yang kokoh bagi ketahanan bangsa . lalu seluruh komponen ini diformulasikan sehingga menjadi istana yang megah dengan kekayaannya, kokoh dengan akidahnya, teduh dalam naungan islam serta tentram dengan pedoman yang dipegangnya. Inilah yang ditawarkan KAMMI yaitu solusi Islam, bahkan Islam bukan hanya solusi bagi bangsa kita, tapi dapat diaplikasikan diseluruh alam semesta ini.
          Beberapa contoh bahwa KAMMI datang dengan membawa obat yang tepat bagi kepulihan ibu pertiwi adalah:

-          KAMMI adalah gerakan dakwah tauhid
Gerakan Da’wah Tauhid adalah gerakan pembebasan manusia dari berbagai bentuk
penghambaan terhadap materi, nalar, sesama manusia dan lainnya, serta mengembalikan
pada tempat yang sesungguhnya: Allah swt. Dengan penduduk muslim terbanyak didunia, inilah yang seharusnya kerja utama dari gerakan islam
-          Menjadikan Allah sebagai tujuan (Allah Ghoyatuna)
Salah satu permasalahan bangsa adalah pragmatisme kepemimpinan. Pragmatisme muncul karena ketidak jelasan tujuan, dan terkadang tujuan itu bersifat materi. Dengan pembinaan keimanan dan ketaqwaan, serta internalisasi jiwa serta tujuan bahwa tujuan kita hanya menggapai ridho Allah, maka akan terlahir pemimpin yang jauh dari kepentingan-kepentingan yang bersifat duniawi.
-          Kami adalah orang-orang pemberani. Hanyalah Allah yang kami takuti. Tidak ada satu makhluk pun yang bisa menggentarkan hati kami, atau membuat kami tertunduk apalagi
takluk kepadanya. Tiada yang kami takuti, kecuali ketakutan kepada selain-Nya.
 Kami adalah para petarung sejati. Atas nama al-haq kami bertempur, sampai tidak ada lagi fitnah di muka bumi ini. Kami bukan golongan orang yang melarikan diri dari medan
pertempuran atau orang-orang yang enggan pergi berjihad. Kami akan memenangkan
setiap pertarungan dengan menegakkan prinsip-prinsip Islam. Inilah yang harus di miliki para pejuang, tak ada yang ditakuti kecuali Allah SWT, dan berjuang atas nama kebenaran. Inilah yang seharusnya diwarisi oleh generasi kita, keberanian serta pengorbanan liar biasa melawan penjajah membela bangsa, berjuang demi kebenaran, demi merebut kemerdekaan.

Serta banyak lagi .



Aku, KAMMI, dan Indonesia
             Kesadaran yang utuh, niat yang ikhlas, menjaga dan meningkatkan kualitas rukhiyah, member asupan intelektual pada akal, menjaga kesehatan jasad, serta mimpi yang besar dan visi yang tajam harus menjadi modal dalam jiwa setiap perindu kejayaan bangsa. Karena bangsa ini takkan berubah ketika jiwa – jiwa bangsanya masih terjebak dalam kestagnanan bahkan kemunduran. Dan kita semua harus ikut ambil bagian dalam pembangunan bangsa ini.
            Dan dalam membangun proyek besar ini tak kan mampu kita membangunnya sendiri, dan dalam membangunnya harus terdapat kesatuan visi serta aksi nyata yang  continue, serta doa yang tak pernah terputus . dan KAMMI telah menghimpun orang – orang tersebut para pejuang Negara, para MUSLIM NEGARAWAN, yang dalam aksinya menjadi solusi bangsa, dan kedepannya akan memimpin negeri ini dalam menentukan, serta menyelesaikan design pembangunan bangsa ini hingga menjadi sebuah istana nan megah yang mengayomi seluruh komponen bangsa ini, hingga Ibu pertiwi tersenyum kembali dan ikut ambil bagian dalam proyek yang lebih besar lagi, berperan aktif membangun peradaban dunia.




                                                                                                                                                                
                                                                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar