Rabu, 25 April 2012

Memesona Langit


Memesona Langit
Dunia seisinya, bumi yang kita pijak, tampak begitu sempurna di mata manusia. Dengan segala kemegahan serta keindahan yang memanjakan mata, pangkat yang mengagumkan, kemewahan yang menyilaukan, serta berbagai macam atribut penghias kesenangan jiwa tersedia di alam ini. Dan diantara fasilitas-fasilitas kehidupan ini, roda aktivitas kehidupanpun  terus berputar. Mencari nafkah, belajar, istirahat, makan dan aktivitas kehidupan lainnya. Tuntutan serta rutinitas duniawi ini terkadang membuat manusia terjerat dalam kehidupannya, mereka terlena akan kesenangan semu yang ditawarkan di dunia ini, silau akan kemewahan yang ada, dan semakin dalam tenggelam dalam fatamorgana dunia. Lelah tak lagi mereka rasakan asalkan harta kekayaan mereka peroleh, saling menjatuhkan dan bersaing memperebutkan status sosial yang tinggi, mereka lupa akan kewajibannya, lupa akan Tuhan-Nya dan hanya berfikir untuk memenuhi “perut”nya. Seakan mereka hanya mengenal satu alam saja, yaitu dunia.

 “Sesungguhnya kehidupan Dunia ini hanyalah kesenangan sementara, dan sesungguhnya Akhirat itulah yang kekal”. (Al Mu’min : 39)

Dimensi Lain
“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”. ( Al-Israa’:44)

Jika kita cermati ayat diatas, ayat ini mengindikasikan bahwa sesungguhnya aktivitas kehidupan tidak hanya berlangsung dimuka bumi ini. Sesungguhnya ada dimensi  lain yang tak dapat kita sentuh namun bisa rasakan keberadaannya. Tak dapat kita lihat, namun wajib bagi kita untuk mengimaninya. Banyak ayat-ayat yang menyebutkan bahwasannya selain di bumi, makhluk-makhluk langit pun menjalankan aktivitas kehidupannya. Namun belum pernah ada  pendeskripsian secara gamblang aktivitas apa saja yang mereka kerjakan di alam sana. 

Kita perlu mengimani bahwasannya aktivitas dilangitlah yang mengontrol dan mengatur segala urusan yang ada dibumi. Segala sesuatu yang kita kerjakan dilaporkan kepadaNya. Dan Allahpun bersemayam dilangit, diatas Arsynya.

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan(Al-Hadid : 4)

“Apakah kamu merasa aman terhadap Dzat yang di langit (yaitu Allah) kalau Dia hendak menjungkir-balikkan bumi beserta kamu sekalian sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang” (Al- Mulk: 16)
Karena itulah sudah seharusnya kita sebagai “penduduk bumi” makhluk Allah SWT untuk beribadah kepada-Nya. Kita bukanlah apa-apa dihadapaNya dan bumi seisinya ini adalah milik-Nya. 

Memesona Langit
Allah memerintahkan kita untuk lebih memprioritaskan diri kita untuk kehidupan di akhirat. Karena sesungguhnya dunia ini hanyalah kesia-siaan jika kita mengejarnya saja. Namun dunia ini bisa menjadi sumber kekuatan bagi kita untuk memperoleh anugrah yang luar biasa dari Allah SWT jika mampu menjadikan dunia ini sebagai ladang amal untuk dijadikan bekal bagi kehidupan kita di akhirat nanti.

“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan (tidak pernah merasa cukup) (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya, maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya).” HR. Ibnu Majah, Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Hibban.

Menjadi sebuah hal yang mudah jika kita memang menginginkan dunia seisinya, asalkan kita mampu benar benar ikhlas mengabdi kepada Allah SWT. Menjalankan segala amanah yang telah dia berikan dan membuat-Nya “terpesona” akan amalan yang kita kerjakan.  

Kejarlah dunia, niscaya ia akan meninggalkanmu. Kejarlah akhirat, niscaya dunia akan mengikutimu

 “Pesonalah penduduk langit, maka penduduk bumi akan terpesona pula olehmu. Karena sesungguhnya yang ada di bumi ini milik yang ada dilangit (Allah SWT)”


Wallahualam bishawab

M Anwar Rosyidin
Penanggung Jawab Mentoring FEB Undip
 (Buletin Tasqif Jum`at 27 April 2012)




Semarang, 25 April 2012 

pukul  23:58